Thursday, June 27, 2013

HOMEMADE MEAT BALL (BAKSO SAPI HOMEMADE)



Bismillah, tetap seperti biasa, mengumpulkan semangat dan mencuri waktu untuk update blog kembali. Kali ini saya posting resep bakso sapi homemade. Bakso sapi memang barang langka di Korea ini, ada sebenarnya di Toko Asia bakso sapi frozen halal tetapi melihat dari tampilannya seperti kurang menarik, hihiii... Sebagai bakso lover alias penggemar bakso, tentu setelah beberapa bulan di Korea ini ingin sekali menikmati semangkok bakso yang nikmat dan halal. Akhirnya saya mencoba membuatnya dengan menggunakan peralatan seadanya (blender daging kecil, panci kecil, kompor cuma satu tungku, dan diselingi menemani Nadhifa main yang bolak balik nanya ini itu, hehee...). Alhamdulillah bakso sapinya jadi juga dan hasilnya cukup memuaskan bagi saya, walaupun saya hanya menggunakan daging sapi frozen yang dibeli di Toko Asia, karena daging sapi halal yang segar disini tidak bisa didapatkan di pasar biasa apalagi di kota kecil seperti tempat tinggal saya sekarang. Jadi ya tidak ada daging segar, daging frozen pun jadi :)

Hasilnya memang tidak akan sekenyal jika menggunakan daging sapi segar. Tapi buat saya bakso ini sudah cukup kenyal dan mulus juga tentu dagingnya terasa, bukan seperti makan bakso tepung, hihiii... Dan yang senang tentunya bisa makan bakso lagi di Korea, apalagi ketika Nadhifa komentar "Waaawwww... Baksooooo... Asyikkk makan bakso. Bunda kok pinter amat sih bikin baksonyaaa..." Hehehee, komentar polos dari seorang anak balita ketika melihat bulatan-bulatan mengambang di panci :D


(Bakso yang sudah selesai direbus dan mengambang, menggoda selera sekali bukan, hihiii...)


Sekilas berbagi sedikit pengetahuan yang saya tau tentang bakso. Dalam pembuatan bakso memang faktor kekenyalan menjadi nomor satu yang diinginkan. Jika ingin membuat bakso yang kenyal, ada 2 macam cara yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah menggunakan daging sapi segar yang baru saja dipotong dari penjagalan, kita harus ke pasar subuh-subuh untuk mendapatkannya kemudian langsung menggilingnya ke tempat penggilingan bakso di pasar dengan menambahkan bahan-bahan lain sesuai resep yang kita punya. Jika menggunakan daging sapi yang segar ini, bakso akan kenyal walaupun tanpa penambahan bahan pengenyal.
Yang kedua adalah dengan menggunakan bahan pengenyal bakso, bubuk pengenyal ini biasanya sudah disediakan oleh tukang jasa penggilingan bakso di pasar bentuknya serbuk berwarna putih (tukang jasa penggilingan bakso biasanya menyediakan bubuk pengenyal dan bubuk penyedap). Bubuk pengenyal ini macam-macam jenisnya, ada yang food grade dan ada juga yang non-food grade (seperti contohnya borax). Setahu saya bubuk pengenyal yang sangat banyak dipakai adalah jenis STP (Sodium Tripoly Phospat) atau di pasar sering disebut 'obat bakso' (poly powder) karena harganya yang murah dibanding pengenyal lainnya, kita bisa dapatkan di toko bahan kimia. STP ini termasuk yang food grade dan diizinkan dengan takaran tertentu (hanya sedikit saja dari total berat adonan), jika penggunaannya tidak sesuai takaran juga bisa berakibat tidak baik untuk tubuh. Ada juga bubuk pengenyal bakso yang alami dari bahan karagenan hanya saja harganya mahal jadi kurang diminati oleh para produsen bakso :)
Di antara 2 cara tersebut, sepertinya lebih banyak tukang bakso yang memilih memakai bahan pengenyal ketimbang harus menggunakan daging super segar yang harus diburu subuh atau dini hari. Walaupun ada juga yang memilih tidak memakai pengenyal dengan rela membeli daging segar subuh hari. Semuanya pilihan masing-masing.

Sewaktu masih di Indonesia, jika saya sedang ke pasar pernah beberapa kali memperhatikan kegiatan di tukang jasa penggilingan bakso. Bahan-bahan yang dimasukkan ke mesin penggilingan berbeda-beda sesuai permintaan dan 'resep' dari masing-masing pedagang baksonya. Kualitas bakso yang dihasilkan pun berbeda-beda, dari yang super sampai yang ekonomis (dengan menambahkan bahan tambahan lainnya ke dalam adonan) dan tidak lupa kedua jenis 'bubuk putih' (bubuk pengenyal dan bubuk penyedap) pun hampir selalu dimasukkan. Berharap semoga saja tidak ada yang menggunakan borax ke dalam baksonya ya, soalnya saya penggemar bakso, hehee...

Membuat bakso sebenarnya tidak begitu sulit, yang sulit itu cari uang buat beli dagingnya secara daging mahal, hahahaaa... (becanda yaa... hehee). Bahan-bahan yang digunakan pun tidak banyak dan mudah didapat. Hanya saja untuk saya yang sedang merantau ke Korea ini, menggunakan daging frozen halal adalah yang bisa saya pilih untuk membuat bakso dan juga saya hanya punya blender daging ukuran kecil yang ternyata tidak mampu menggiling daging dengan basis 500 gram, akhirnya saya harus sabar membagi adonan menjadi 2 bagian dan menggilingnya 2x supaya blender saya tidak rusak dan cepat panas. Hitung-hitung melatih kesabaran lah ya, tapi setelah baksonya jadi alhamdulillah puas dan terbayarkan deh ^_^

Selalu pilih daging yang tidak ada bagian lemak putihnya atau jikapun ada sedikit saja dan usahakan menyisihkan lemak tersebut sebelum dipakai. Jika daging yang digunakan berlemak banyak, hasil baksonya tidak bagus karena lemak akan mencair ketika adonan bakso dimasak yang menyebabkan tekstur baksonya jadi tidak bagus.
Usahakan menggiling daging sehalus mungkin, semaksimal blender atau food processor (FP) yang Anda miliki di rumah, jadi jangan asal tergiling saja tapi juga sampai benar-benar halus (terutama untuk bakso polos) walaupun tetap tergantung kinerja masing-masing alat yang kita punya. Oleh karena itu memang menggiling di rumah tidak akan sampai sehalus mulus adonan bakso yang digiling di pasar menggunakan mesin penggilingan khusus adonan bakso.
Jika dirasa blender atau FP sudah panas, hentikan menggiling dan lanjutkan kembali setelah agak dingin. Panas dari blender atau FP akan merusak tekstur daging yang akan tambah mengurangi kekenyalan daging. Itulah kenapa dalam membuat bakso kerap kali ditambahkan es batu, tujuannya untuk menjaga kekenyalan daging.
Jika kita pernah melihat adonan bakso yang digiling di tukang penggilingan bakso di pasar, hasil akhir adonannya mulus seperti bubur/paste, tapi jika kita membuatnya di rumah mungkin tidak bisa terlalu mulus seperti itu tapi yang penting enak dan sehat lah yaaa karena kita tau bahan-bahan yang digunakan :)

Setiap orang pasti punya resep bakso yang berbeda-beda dengan tekstur bakso yang dihasilkan sesuai selera masing-masing juga. Yang pasti home cooking is always the best lah yaaa (pembelaan diri karena gak bisa jajan bakso di Korea, hahaaa...). Ya, jangankan kita, tukang bakso aja pasti resep baksonya beda-beda kan, hehehee...
Buat yang mau mencoba bikin bakso sendiri di rumah, di bawah ini resep bakso homemade yang saya buat, benar-benar homemade karena menggiling dagingnya di rumah ^^



BAKSO SAPI
by Ricke Indriani

Bahan:
500 gram daging sapi tanpa lemak (jika memungkinkan pilih yang segar, tapi kasus saya pakai yang frozen)
150 gram es batu, hancurkan (bisa juga menggunakan air es super dingin)
50 ml putih telur
3 siung bawang putih, iris tipis, digoreng
3-5 siung bawang putih, haluskan
2 sdt garam (15 gram)
1/2 sdt soda kue (bisa juga baking powder)
100 gram tepung sagu tani/tapioka (ukuran tepung terkadang berbeda-beda sesuai selera masing-masing saja)

Air dalam panci untuk merebus bakso.

Cara membuat:
1. Potong-potong daging agar lebih mudah dihaluskan. Masukkan dalam blender daging atau food processor (FP) beri setengah bagian es batu. Giling hingga halus. Masukkan putih telur, bawang putih goreng, bawang putih halus, garam dan sisa es batu. Giling lagi hingga benar-benar halus.
2. Masukkan tepung sagu tani/tapioka dan soda kue (atau baking powder), giling lagi hingga menjadi adonan pasta yang lembut dan mulus.
3. Didihkan air dalam panci untuk merebus. Setelah mendidih, matikan api (atau pakai api yang kecil sekali agar air jangan bergolak mendidih cukup hanya panas saja).
4. Ambil segenggam adonan bakso kemudian kepalkan tangan dan tekan jemari hingga adonan menyembul keluar dari sela ibu jari dan telunjuk, celupkan sendok ke air dingin (tujuannya agar sendok tidak lengket ke adonan) kemudian angkat bulatan adonan dengan sendok dan masukkan ke dalam air panas dalam panci. Bisa juga dibulatkan dengan bantuan 2 buah sendok teh. Lakukan hingga adonan habis. Biarkan bakso sampai mengambang, kemudian nyalakan/besarkan sedikit apinya dan masak kembali dengan air mendidih kecil selama 5 menit agar bakso matang sempurna.
5. Siapkan air dingin dalam wadah/baskom, angkat bakso yang sudah matang dari panci dan masukkan ke dalam air dingin. Biarkan hingga dingin. Tiriskan dan bakso siap dipakai.
6. Bakso fresh tanpa pengawet hanya tahan seharian saja di suhu ruang, tahan seminggu dalam suhu kulkas/chiller dan tahan hingga 2-3 bulan dalam suhu beku/freezer.


(Bahan-bahan baksonya, tepungnya lupa difoto karena belum ditimbang, hihiii... Yang di talenan itu bagian lemak dan tetelan yang saya pisahkan dari dagingnya)


(Daging yang saya gunakan setelah di-thawing hingga lemas kembali)


(Hasil maksimal daging yang digiling dengan blender daging kecil yang saya punya)


(Hasil akhir adonan bakso, pengennya lebih halus lagi tapi blender sudah gak kuat, hehee...)


Tips:
- Soda kue (atau baking powder) fungsinya untuk membantu bakso mempunyai pori halus di dalamnya. Adanya pori ini membantu bakso menyerap bumbu-bumbu dan kaldu dalam kuahnya sehingga rasanya lebih enak.
- Jika menginginkan bakso dengan tekstur yang lebih renyah, bisa juga dicampur dengan sedikit fillet dada ayam. Misalnya 400 gram daging sapi dan 100 gram fillet dada ayam. Tapi saya hanya menggunakan full daging sapi saja.
- Pada saat membulatkan adonan, telapak tangan bisa dioles dengan sedikit minyak goreng agar adonan tidak terlalu lengket di tangan. Kepal-kepal dulu dengan tangan agar permukaan adonan mulus sebelum digenggam dan ditekan keluar.
- Jangan memasukkan bakso langsung ke dalam air yang bergolak mendidih karena air yang sedang bergolak akan merusak permukaan bakso sehingga hasilnya jadi tidak mulus. Bakso yang matang secara perlahan juga teksturnya jadi lebih baik. Ketika bakso sudah mengambang semua baru didihkan.
- Jumlah bulatan bakso yang dihasilkan tergantung ukuran bakso yang dibuat, semakin kecil bulatannya semakin banyak jumlahnya, hehee...
- Jika akan menyimpan bakso dalam kulkas atau freezer, simpan dalam plastik atau zipper bag yang tertutup rapat agar bakso tidak menjadi kering.




Untuk kuah baksonya, saya dapat tips dari kenalan dan tetangga di Indonesia yang punya usaha bakso. Paling nikmat memang kuahnya dibuat dari kaldu tulang kaki sapi dan juga ditambah dengan daging tetelan sapi. Bumbunya standar saja bawang putih, bawang merah, garam, gula pasir, merica bubuk, pala bubuk (saya suka pakai ini) atau ditambah kaldu bubuk bila suka. Karena di kota saya ini tidak ada tulang kaki sapi halal (di kota lain yang lebih besar mungkin ada), kemarin saya membuat kuah baksonya hanya menggunakan daging tetelan sapi saja yang saya dapatkan dari bagian yang disisihkan dari daging yang dipakai untuk membuat baksonya.

Selamat nge-bakso yaaa... Salam hangat dari South Korea ^_^

Friday, June 21, 2013

RISOLES RAGOUT SAYURAN FOR MBA ZANTI



Risoles ini juga postingan telat, sudah saya bikin dari akhir April, hihiii... Untung cuma fotonya saja yang 'basi', kalau risolesnya yang basi kan kacau :D
Risoles ini dibawa sebagai potluck untuk undangan acara makan-makan di rumah Mba Zanti di Pyeongtaek. Pyeongtaek adalah kota tetangga yang paling dekat dari Anseong (kota dimana saya tinggal). Waktu itu bingung mau bawa potluck apa karena saya belum punya oven maupun kukusan, baru punya penggorengan dan panci, hehee... Akhirnya ya sudah bikin yang digoreng-goreng saja deh, saya dan Mba Yuyun (tetangga saya yang satu gedung dengan saya yang juga datang ke acara Mba Zanti) akhirnya memutuskan membawa potluck bersama-sama yaitu risoles ini.

Risoles ini saya bikin malam harinya, kemudian dimasukkan ke ziper bag dan disimpan di freezer. Dan besoknya sebelum berangkat baru digoreng. Resep kulitnya sama dengan resep kulit amris (amrican risoles) yang sudah beberapa kali saya posting, hanya isiannya ragout sayuran. Nah, kalau bikin ragoutnya saya seperti memasak saja, tidak pakai takaran pasti. Kebanyakan saya kalau memasak suka begitu cemplung-cemplung jadi deh, hehee...
Terdiri dari wortel dan kentang yang dipotong kotak-kotak kecil, jagung manis kalengan (atau fresh, karena disini cuma ada jagung manis yang kalengan), ayam suwir dan daun bawang. Bumbunya bawang putih ditumis sampai harum, masukkan wortel dan kentang, kemudian diberi susu cair secukupnya. Masukkan jagung manis dan ayam suwir, masak hingga susu agak menyusut sedikit. Bumbui dengan garam, merica bubuk dan gula pasir secukupnya. Beri sedikit terigu untuk mengentalkan masak hingga kental. Matikan api kemudian panas-panas beri sedikit margarin. Aduk rata. Dinginkan dan siap dipakai deh :)


(Sebagian kulit risoles yang sudah didadar)


(Risoles beku baru keluar dari freezer, siap digoreng)


Risolesnya sebagian dibikin bentuk segitiga dan sebagian lagi digulung biasa, isinya sama aja sih, cuma lagi iseng aja dibentuk berbeda-beda. Buat yang belum tau cara membentuk risoles sigitiga, mohon maaf saya tidak sempat membuat foto step by stepnya karena waktu bikin sudah lumayan larut malam dan memang kalau memotret pada saat sedang proses memasak terkadang suka malas kecuali sedang bagus mood-nya (hayaahhh si mood segala dibawa-bawa, hihihiii...). Coba browsing saja ya siapa tau saja ada teman blogger lain yang pernah posting. Kapan-kapan kalau bikin lagi deh ya, semoga si good mood datang, hehee...

ORIGINAL KLAPPERTAART FOR MBA WIDHI & MBA OCHA



Alhamdulillah, ternyata bisa juga bikin klappertaart di Korea, hehee... Walaupun pakai kelapa muda kalengan yang dibeli di Toko Asia, alhamdulillah ternyata ada juga yang daging kelapanya bisa dipakai untuk bikin klappertaart. Seneng banget deh rasanya ^_^

Klappertaart ini pesanan Mba Widhi dan Mba Ocha. Saya bawa saat acara Muslim-Muslimah Gathering di Seoul beberapa waktu yang lalu.
Dapat kabar menyenangkan esok harinya karena yang pesan suka dan bilang klappertaartnya enak banget. Alhamdulillah, bakul kuenya ikutan senang ^_^
Terima kasih ya Mba-Mba sudah memesan dan mencicipi klappertaart Ordinary Kitchen :)

TEACHER'S DAY CAKE FOR PROFESSOR LEE




Postingan super telat, hehee... Kebiasaanya memang begitu kok (tutup muka pakai baskom). Ini kue yang saya bikin untuk tanggal 15 Mei sebulan yang lalu. Pesanan perdana di Korea dari teman-teman di lab kampus tempat suami kuliah dalam rangka Hari Guru. Bukan komersial murni sebenarnya, biasanya kue yang diberikan kepada professor dibeli di toko kue/bakery disini tetapi kali ini pesan dari Ordinary Kitchen. Suami dan teman-temannya iuran untuk membeli kue dan bingkisan. Alhamdulillah bisa buat pemanasan melemaskan tangan yang berasa kaku karena lama gak mendekor. Diputuskan base cakenya adalah tiramisu (2 layer vanilla spongecake yang disiram coffe syrup dan 2 layer tiramisu mousse yang lembut kemudian didekor keseluruhan dengan krim).

Di Korea, setiap tanggal 15 Mei memperingati Teacher’s Day. Biasanya pada tanggal tersebut, siswa-siswa memberikan surprise kepada gurunya berupa bingkisan kecil, kue dan bunga (biasanya yg diberikan bunga anyelir/carnation), kemudian mereka juga menyanyikan lagu Hyme Guru Korea bersama-sama di depan gurunya. Semua dilakukan sebagai bentuk penghargaan dan terima kasih kepada guru-gurunya. Setau saya, kalau di Indonesia Hari Guru (HUT PGRI) pada tanggal 25 November biasanya diperingati dengan upacara peringatan.

Tetapi karena professor tidak datang ke kantor pada tanggal 15, jadi diputuskan untuk memberikan surprise pada tanggal 14 (sehari lebih awal). Saya dan Nadhifa ikut mengantarkan kue ke kampus, meminjam motor milik tetangga saya, Mba Yuyun (terima kasih ya Mba). Saya dan Nadhifa juga akhirnya ikut acara surprise-nya. Kami bersama-sama masuk ke ruangan professor sambil membawa kue dan bingkisan. Kemudian menyanyikan lagu Hyme Guru Korea, walaupun saya gak ikutan nyanyi karena gak mengerti lagunya, hehehee… Senang melihat senyum professor. Kemudian setelah kue dipotong oleh professor kami makan kue bersama-sama sambil minum kopi pahit encer dan ngobrol-ngobrol ringan :)





Happy Teacher’s Day Professor Lee. Semoga bisa membimbing mahasiswanya untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi banyak orang dan selalu menjadi guru yang baik ^_^

Tuesday, June 11, 2013

PLEASE VOTE: SOSIS SOLO IN 'FOOD RECIPE CONTEST' IN SOUTH KOREA

Dear teman-teman pembaca setia blog Ordinary Kitchen ^_^
Kebetulan di Korea sedang ada kontes online di Facebook 'FOOD RECIPE CONTEST' untuk para expat (orang asing) yang tinggal di Korea dan saya mengikutsertakan resep SOSIS SOLO untuk mewakili makanan khas Indonesia :)
Mohon kesediaan teman-teman untuk membantu memberikan vote untuk foto SOSIS SOLO beserta resepnya yang ada di page event FOOD RECIPE CONTEST ini ya...

Silahkan buka/klik link berikut ini, kemudian berikan LIKE pada fotonya dan jika berkenan bisa dibagikan/share juga:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=4231843134055&set=oa.612094282136632&type=1&relevant_count=1&ref=nf

Resep yang saya tulis sama dengan resep SOSIS SOLO yang saya posting di blog ini, bisa dilihat disini, hanya saja saya tulis dalam bahasa Inggris. Semoga bisa lebih memperkenalkan Indonesia dan makanan khasnya di mancanegara terutama di Korea.





Yuuukkk... Bantu dan berpartisipasi memberikan vote untuk makanan khas Indonesia, masih butuh banyak vote untuk mengejar ketertinggalan dari kontestan negara lain :)

Terima kasih. Kamsahamnida ^_^

Tuesday, June 4, 2013

GYEONGBOKGUNG PALACE DAN SOSIS SOLO

Annyeong haseyo ^_^

Judulnya tak nyambung banget ya? Hehehee... Ya disambung-sambungin saja kalau begitu ^^ #maksa :D
Saya beri judul 'Gyeongbokgung Palace dan Sosis Solo' karena saya mau berbagi cerita sedikit tentang Gyeongbokgung Palace yang saya kunjungi waktu saya dan keluarga ke Seoul beberapa waktu yang lalu. Kami ke Seoul sebenarnya tujuan utamanya adalah memenuhi undangan dari Profeesor Lee (academic supervisor dari suami saya) untuk makan malam di sebuah family restaurant yang berada di Gangnam, Seoul. Undangan makan malam tersebut sekitar pukul 7 malam, kami sengaja berangkat lebih awal karena hendak sekalian berkunjung ke Gyeongbokgung Palace ini. Kami tiba di terminal express bus Seoul sekitar pukul 4 sore dan langsung naik subway train menuju ke Gyeongbokgung Palace. Setibanya di Gyeongbokgung kami hanya bisa mengeksplornya dengan waktu sekitar 1,5 jam saja, karena jam 6 sore istana sudah ditutup untuk umum, hanya boleh di bagian tamannya saja. Selain itu kami juga harus bersiap-siap menuju Gangnam untuk memenuhi undangan Professor.




Sekilas tentang Gyeongbokgung Palace, Gyeongbokgung sendiri artinya Istana Gyeongbok, terletak di jantung kota Seoul tepatnya di sebelah utara. Istana ini adalah istana terbesar yang dibangun Dinasti Joseon pada masa kerajaan dulu, selain istana Gyeongbok juga ada 4 istana lainnya di tempat yang berbeda.
Sebenarnya Gyeongbokgung pada awalnya merupakan komplek istana yang sangat luas, namun telah dihancurkan oleh Jepang saat invasi ke Korea pada tahun 1592-1598. Kemudian dibangun kembali pada zaman pemerintahan Raja Gojong sekitar tahun 1952 dan mendirikan komplek istana yang terdiri dari sekitar 6000-7000 ruangan. Namun saat Jepang kembali menjajah Korea pada tahun 1900-an, istana ini kembali dihancurkan hampir seluruh bangunannya kecuali 10 bangunan utamanya. Sekarang Gyeongbokgung sudah direnovasi oleh pemerintah Korea dan dibuka untuk umum.

Untuk menuju ke tempat wisata sejarah ini tidaklah sulit, dari terminal express bus antar kota di Seoul, kita bisa langsung keluar terminal dan menuju ke subway train station (stasiun kereta bawah tanah) yang berada di bawah terminal. Kemudian naik kereta di Line 3 dan turun di stasiun Gyeongbokgung. Harga tiket masuk ke Gyeongbokgung juga cukup murah, hanya 3000 won untuk dewasa dan gratis untuk anak-anak. Kami tidak sempat mengeksplor seluruh bagian komplek istana karena keterbatasan waktu, tidak sempat mengunjungi Hyangwonjeong, National Palace Museum dan National Folk Museum yang ada di komplek istana ini.








Nah, mengenai si sosis solo (tetep ke soal makanan lagi, hihiii...), saya memang membuat sosis solo ini untuk bekal rekreasi kami ke Gyeongbokgung. Selain sosis solo saya juga membuat chocolate muffin tetapi tidak sempat saya potret, kami juga membawa juice jeruk dan air putih tentunya. Kebetulan di samping istana (masih di dalam komplek istana) ada taman yang asri sekali dengan danau yang berada di samping taman. Pengunjung banyak yang duduk-duduk di taman sambil beristirahat. Tapi walaupun banyak pengunjung, tak akan terlihat ada sampah bertebaran, sangat terpelihara kebersihannya. Selain karena ada petugas yang dengan sigap mengambil sampah walau hanya bungkus kecil sekalipun, juga tidak ada pengunjung yang membuang sampah sembarangan :)

Balik lagi ke sosis solo, hehee... Saya memutuskan untuk membuat sosis solo ini karena ada stok daging giling halal yang saya beli di foreign mart. Biasanya jika membuat sosis solo saya menghaluskan kembali daging gilingnya menggunakan blender yang untuk daging. Namun karena saya disini belum memiliki blender (kasian deh, hihiii...) jadi saya langsung memakainya tanpa dihaluskan kembali jadi tekstur dagingnya agak kasar. But it's not a problem at all, tak merubah rasa sama sekali, tetap enak ^_^
Sosis solo merupakan salah satu jenis risoles (savory pancake roll) khas Indonesia, yaitu dari daerah Solo. Sosis solo ini biasanya diisi dengan daging giling atau ayam giling yang diberi bumbu dan dimasak, kemudian digulung, dicelup ke kocokan telur dan digoreng sampai kecoklatan. Nikmat disajikan hangat dengan cabai rawit atau saus sambal.




SOSIS SOLO
by Ricke Indriani

Bahan kulit:
300 gram terigu protein sedang/tinggi
1 sdt garam
1/4 sdt merica bubuk
1 sdm gula pasir
4 buah telur ukuran besar, kocok lepas
700 ml air
3 sdm margarin, lelehkan

Bahan isi:
500 gram daging sapi giling, haluskan (atau daging ayam direbus, suwir dan haluskan)
5 butir bawang merah, iris tipis
3 siung bawang putih, cincang halus
1 batang daun bawang, iris halus
1,5 sdt garam (atau sesuai selera)
1 sdt gula pasir
1/4 merica bubuk
1/4 ketumbar bubuk
100 ml air
2 sdm minyak goreng untuk menumis

Pelapis:
1-2 butir telur, kocok lepas





Cara membuat:
1. Buat isinya: Tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum. Masukkan daging giling, aduk hingga berubah warna. Tuang air. Masukkan garam, gula pasir, merica bubuk dan ketumbar bubuk. Aduk rata. Masak hingga airnya kering sambil sesekali diaduk. Masukkan daun bawang, masak sebentar. Matikan api. Cicipi, tambahkan bumbu jika ada yang kurang. Dinginkan.
2. Buat kulit: Campur terigu, garam, merica bubuk, dan gula pasir. Aduk rata. Masukkan telur dan tuangi air sedikit demi sedikit sambil diaduk rata dengan hand whisk sampai halus. Saring agar tidak ada gerindil kasar. Masukkan margarin leleh. Aduk rata.
3. Panaskan wajan datar anti lengket, oles sedikit dengan margarin. Tuang 1 sendok sayur, ratakan adonan dengan memutar wajan. Dadar hingga matang dan lakukan sampai adonan habis.
4. Ambil selembar kulit, beri isi daging. Lipat dan gulung. Lakukan hingga habis.
5. Panaskan minyak untuk menggoreng, celupkan sosis solo ke kocokan telur, goreng hingga kecoklatan. Angkat dan tiriskan. Sajikan dengan cabai rawit atau saus sambal.



Selamat mencoba. Salam from South Korea. Annyeonghi gyeseyo ^_^