Tuesday, June 4, 2013

GYEONGBOKGUNG PALACE DAN SOSIS SOLO

Annyeong haseyo ^_^

Judulnya tak nyambung banget ya? Hehehee... Ya disambung-sambungin saja kalau begitu ^^ #maksa :D
Saya beri judul 'Gyeongbokgung Palace dan Sosis Solo' karena saya mau berbagi cerita sedikit tentang Gyeongbokgung Palace yang saya kunjungi waktu saya dan keluarga ke Seoul beberapa waktu yang lalu. Kami ke Seoul sebenarnya tujuan utamanya adalah memenuhi undangan dari Profeesor Lee (academic supervisor dari suami saya) untuk makan malam di sebuah family restaurant yang berada di Gangnam, Seoul. Undangan makan malam tersebut sekitar pukul 7 malam, kami sengaja berangkat lebih awal karena hendak sekalian berkunjung ke Gyeongbokgung Palace ini. Kami tiba di terminal express bus Seoul sekitar pukul 4 sore dan langsung naik subway train menuju ke Gyeongbokgung Palace. Setibanya di Gyeongbokgung kami hanya bisa mengeksplornya dengan waktu sekitar 1,5 jam saja, karena jam 6 sore istana sudah ditutup untuk umum, hanya boleh di bagian tamannya saja. Selain itu kami juga harus bersiap-siap menuju Gangnam untuk memenuhi undangan Professor.




Sekilas tentang Gyeongbokgung Palace, Gyeongbokgung sendiri artinya Istana Gyeongbok, terletak di jantung kota Seoul tepatnya di sebelah utara. Istana ini adalah istana terbesar yang dibangun Dinasti Joseon pada masa kerajaan dulu, selain istana Gyeongbok juga ada 4 istana lainnya di tempat yang berbeda.
Sebenarnya Gyeongbokgung pada awalnya merupakan komplek istana yang sangat luas, namun telah dihancurkan oleh Jepang saat invasi ke Korea pada tahun 1592-1598. Kemudian dibangun kembali pada zaman pemerintahan Raja Gojong sekitar tahun 1952 dan mendirikan komplek istana yang terdiri dari sekitar 6000-7000 ruangan. Namun saat Jepang kembali menjajah Korea pada tahun 1900-an, istana ini kembali dihancurkan hampir seluruh bangunannya kecuali 10 bangunan utamanya. Sekarang Gyeongbokgung sudah direnovasi oleh pemerintah Korea dan dibuka untuk umum.

Untuk menuju ke tempat wisata sejarah ini tidaklah sulit, dari terminal express bus antar kota di Seoul, kita bisa langsung keluar terminal dan menuju ke subway train station (stasiun kereta bawah tanah) yang berada di bawah terminal. Kemudian naik kereta di Line 3 dan turun di stasiun Gyeongbokgung. Harga tiket masuk ke Gyeongbokgung juga cukup murah, hanya 3000 won untuk dewasa dan gratis untuk anak-anak. Kami tidak sempat mengeksplor seluruh bagian komplek istana karena keterbatasan waktu, tidak sempat mengunjungi Hyangwonjeong, National Palace Museum dan National Folk Museum yang ada di komplek istana ini.








Nah, mengenai si sosis solo (tetep ke soal makanan lagi, hihiii...), saya memang membuat sosis solo ini untuk bekal rekreasi kami ke Gyeongbokgung. Selain sosis solo saya juga membuat chocolate muffin tetapi tidak sempat saya potret, kami juga membawa juice jeruk dan air putih tentunya. Kebetulan di samping istana (masih di dalam komplek istana) ada taman yang asri sekali dengan danau yang berada di samping taman. Pengunjung banyak yang duduk-duduk di taman sambil beristirahat. Tapi walaupun banyak pengunjung, tak akan terlihat ada sampah bertebaran, sangat terpelihara kebersihannya. Selain karena ada petugas yang dengan sigap mengambil sampah walau hanya bungkus kecil sekalipun, juga tidak ada pengunjung yang membuang sampah sembarangan :)

Balik lagi ke sosis solo, hehee... Saya memutuskan untuk membuat sosis solo ini karena ada stok daging giling halal yang saya beli di foreign mart. Biasanya jika membuat sosis solo saya menghaluskan kembali daging gilingnya menggunakan blender yang untuk daging. Namun karena saya disini belum memiliki blender (kasian deh, hihiii...) jadi saya langsung memakainya tanpa dihaluskan kembali jadi tekstur dagingnya agak kasar. But it's not a problem at all, tak merubah rasa sama sekali, tetap enak ^_^
Sosis solo merupakan salah satu jenis risoles (savory pancake roll) khas Indonesia, yaitu dari daerah Solo. Sosis solo ini biasanya diisi dengan daging giling atau ayam giling yang diberi bumbu dan dimasak, kemudian digulung, dicelup ke kocokan telur dan digoreng sampai kecoklatan. Nikmat disajikan hangat dengan cabai rawit atau saus sambal.




SOSIS SOLO
by Ricke Indriani

Bahan kulit:
300 gram terigu protein sedang/tinggi
1 sdt garam
1/4 sdt merica bubuk
1 sdm gula pasir
4 buah telur ukuran besar, kocok lepas
700 ml air
3 sdm margarin, lelehkan

Bahan isi:
500 gram daging sapi giling, haluskan (atau daging ayam direbus, suwir dan haluskan)
5 butir bawang merah, iris tipis
3 siung bawang putih, cincang halus
1 batang daun bawang, iris halus
1,5 sdt garam (atau sesuai selera)
1 sdt gula pasir
1/4 merica bubuk
1/4 ketumbar bubuk
100 ml air
2 sdm minyak goreng untuk menumis

Pelapis:
1-2 butir telur, kocok lepas





Cara membuat:
1. Buat isinya: Tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum. Masukkan daging giling, aduk hingga berubah warna. Tuang air. Masukkan garam, gula pasir, merica bubuk dan ketumbar bubuk. Aduk rata. Masak hingga airnya kering sambil sesekali diaduk. Masukkan daun bawang, masak sebentar. Matikan api. Cicipi, tambahkan bumbu jika ada yang kurang. Dinginkan.
2. Buat kulit: Campur terigu, garam, merica bubuk, dan gula pasir. Aduk rata. Masukkan telur dan tuangi air sedikit demi sedikit sambil diaduk rata dengan hand whisk sampai halus. Saring agar tidak ada gerindil kasar. Masukkan margarin leleh. Aduk rata.
3. Panaskan wajan datar anti lengket, oles sedikit dengan margarin. Tuang 1 sendok sayur, ratakan adonan dengan memutar wajan. Dadar hingga matang dan lakukan sampai adonan habis.
4. Ambil selembar kulit, beri isi daging. Lipat dan gulung. Lakukan hingga habis.
5. Panaskan minyak untuk menggoreng, celupkan sosis solo ke kocokan telur, goreng hingga kecoklatan. Angkat dan tiriskan. Sajikan dengan cabai rawit atau saus sambal.



Selamat mencoba. Salam from South Korea. Annyeonghi gyeseyo ^_^

20 comments:

Hesti HH. said...

Asyiiiiiiknya mbakyu...
Semoga di tempat yang baru membawa berkah ya mbak, ketemu dengan lingkungan yang ramah dan bahan makanan yang halal. Semoga bisnis bakulan kuenya bisa jalan terus. Kami bangga sama mbak, bisa megenalkan budaya Indo lewat makanan. Kami bangga juga dengan identitas kemuslimahan mbak, semoga di sana bisa selalu istiqomah dan dalam lindungan Allah.

Resep sosis solonya dibookmarked...udah lama pengen bikin. TFs ya mbak ^^

Sary said...

Hihihi jadi tema utama tulisan ini tetep sosis solo, ya?

Asiknya baca cerita perjalanan di atas. Meskipun aku bukan penggemar KPop, Kdrama lumayan sukalah (tergantung ceritanya), tp suka banget kl liat foto2 suasana di Korea. Bagus n indah banget kelihatannya :)

Krisna said...

Salam Mbak Ricke *idih SKSD banget :-D, mo nanya untuk kulit sosis solonya ketika dilipat pecah-pecah itu kenapa ya Mbak? kalo pake resep yang ini apakah juga pecah2? trus kalo disimpan dikulkas/freezer tahan berapa hari?, thx

Ricke Indriani said...

Hallo Mba Hesti, terima kasih sudah mampir ya Mba, dirimu juga salah satu food blogger yang aku kagumi.
Aamiin, terima kasih juga untuk doanya ya Mba ^_^
Soal makanan halal disini memang harus fighting Mba, kalau daging2an halal hanya bisa didapatkan di toko asia dan foreign mart saja. Kalau bahan makanan yang lain mau tidak mau harus hati2 membaca satu persatu ingredients dengan tulisan hangeul yg tertera dalam kemasan (yg sampe sekarang masih sering bikin puyeng karena masih belajar bahasa Korea, hihiii...).
Biar ada keseimbangannya ya Mba, saya belajar masakan Korea, dan juga memperkenalkan makanan Indonesia ke teman2 Korea ^_^

Siip Mba, semoga cocok dengan resepnya ya Mba. Sukses selalu untukmu :)

Ricke Indriani said...

Hehee, iya Mak Sari. Karena blognya blog dapur, jadi tetep isinya bertemakan makanan ^^

Sama Mak, aku juga dulunya bukan penggemar segala sesuatu yg berbau Korea. Gak tertarik dengan arus gelombang Korea yang membius banyak orang termasuk di Indonesia. Gak ngerti artis2 Korea, gak tau drama2 Korea. Hanya ada 2 drama seri yg pernah ditonton waktu kuliah, itupun gak tau nama2 artisnya, cuma suka ceritanya aja ^^
Ternyata takdir Allah yang membawaku ke negeri ginseng dan kimchi ini, disyukuri saja ya Mak :)
Terima kasih sudah mampir ya Mak Sary ^_^

Ricke Indriani said...

Salam Mbak Krisna :)
Mungkin Mba bikin dadar kulitnya ketebelan Mba, jadi pas digulung gak lentur dan pecah. Kasih isinya juga secukupnya aja, jangan terlalu banyak.
Resep ini sudah biasa saya pakai, alhamdulillah gak bermasalah, paling dari puluhan kulit yang pecah cuma satu aja, biasanya sisa adonan yg saya bikin trus ketebelan, hehee...
Di freezer saya hanya menyimpan maksimal seminggu Mba. Tapi silahkan berdasarkan pengalaman pribadi masing2 saja.

quinie said...

mbakkk, sosis solonya itu loh, bikin ngilerrrrr...

afi said...

Makin asyik ni blogwalking di ordinary kitchen. Resepnya oke, ilmunya nambah, fotonya cantik, masih dapet bonus jalan-jalan juga....sipp lah!!!
Kebetulan saya asli Solo, dan sosis solo favorit saya yg versi basah. Mungkin mb pernah coba? Enak loh. Bedanya cuma dikulit aja, telurnya lebih banyak, kurleb utk setengah kilo telur terigunya cukup 2-3 sdm, dan ditambahkan sdkt minyak goreng dlm adonan spy lebih lemas. Setelah didadar tipis dan diisi, cukup digulung gak usah dilipat pinggirnya. Lalu dikukus tanpa perlu digoreng lagi..
Saya mau coba triknya mb Ricke nggiling dagingnya dua kali, ya?? Oke juga. Thanks for sharing.

Anonymous said...

Mbak ricke, aku nyontek-nyontek resepnya ya.... oya, mau nanya nih, kalo emulsifier yang cocokuntuk semua adonan panggang, kukus yang halal merk apa ya mbak? maklum masih nol banget tentang perbakingan..... dan butter cream yang halal merk apa ya?
jazakillah khoir.....

Dian..... malang

rita said...

nice pict, yummy recipe, sukses selalu ya Bunda Nadh...:)

silvia said...

HI mba ricke slm kenal...wah dirimu lagi dikorea toh...dari kapan dan sampai kapan ? tapi tetep ngebloging kan ? soalnay salah satu blog yg suka ku intip yah blog ini heheh

Ricke Indriani said...

Hihihiii, monggo dicomot Mba Quinie ^^

Ricke Indriani said...

Makasih banyak Mba Afi. Alhamdulillah ada orang Solo mampir :)
Iya Mba, saya pernah makan yg versi kukus, atau yg didadar aja sampai matang kulitnya trus langsung digulung dan disajikan tanpa digoreng lagi.
Kebetulan klo yg biasa saya jual sebagai snack atau isian snack box yg versi goreng ini. Tapi belum pernah saya posting, sekalian aja deh sekarang saya posting ^_^
Makasih Mba :)

Ricke Indriani said...

Cake emulsifier di Indonesia rata2 sudah aman digunakan oleh Muslim karena terbuat dari lemak nabati (vegetable emulsifier). Klo sebut merk di blog ini nanti termasuk iklan gratis bukan ya? Hehee...

Ricke Indriani said...

Terima kasih Mba Rita ^_^

Ricke Indriani said...

Iya Mba Silvia, sekarang stay di Kore, mungkin sampai beberapa tahun ke depan. Doakan ya semoga masih bisa berkarya walau di negeri orang. Makasih ya ^_^

Anonymous said...

makasih mbak jawabannya... maaf mbak mau nanya lagi, kalo bolu gulung itu ngovennya pakek api bawah saja atau atas bawah? saya sudah 2 kali nyoba, tapi kok kulitnya slalu nempel ya......
maaf mbak banyak nanya nih.....hehehe

Eby Prabowo said...

wwwaaaaaalah mba,,,seol,kota yg inin saya kunjungin (efek kebanyakan nonton drama korea)busan,jin'an dan tempat sekitanya,,,
sampe lupa mengenalkan diri,,saya eby,anyongaseo....

cake azza said...

Mbak Ricke ... tempo hari q coba resep sosis solonya ( tapi maaf baru coment skr ), ternyata enak banget keluargaku suka semua mbak, kulitnya kokoh nggak mudah sobek, tapi airnya q ganti santan mbak dan dagingnya q pake daging ayam. Makasih banyak ya mbak buat resepnya ... resep mbak Ricke mmg jempol deh ...

MadNaiiMoody said...

pengen resep kimchi dan tteokbokki dong bunda.. aku seneng banget liat resep" dari blog ini.. bikin semangat masak.. hehehe.. duuuh, pengen deh bs tinggal di korea jg kaya bunda ricke.. gmn ceritanya bs moving kesana bun?

Post a Comment